PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI TRIPUSAT PENDIDIKAN
Membaca
berita media masa baik media cetak maupun media online akhir-akhir ini sangat
memprihatinkan sekali. Di Yogyakarta hanya karena tim yang mereka dukung
mengalami kekalahan saat pertandingan sepak bola maka mereka melakukan aksi perusakan fasilitas stadion
dan pembakaran mobil patroli polisi. Hal ini tentu saja sangat jauh dari
nilai-nilai olah raga itu sendiri yang bersifat menjunjung tinggi sportifitas
dan perdamaian Di headline yang lain juga sering kira membaca pelajar yang
melakukan kekerasan di jalanan dengan melakukan penikaman terhadap pengendara
yang lain tanpa sebab yang jelas.Kejadian
kekerasan dan kerusuhan ini tentu sangat memprihatinkan dan tidak diharapkan
oleh semua pihak.
Terjadinya
kekerasan dan kerusuhan ini menunjukan penurunan kualitas moral bangsa sebagai salah
satu dampak negatif dari globalisasi. Contoh penurunan kualitas moral bangsa
yang lain adalah banyaknya kasus pencurian pembunuhan, pemerkosaan serta kasus
kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain. Beberapa
kasus diatas menunjukkan bahwa pendidikan kita belum mampu membangun sebuah karakter bangsa. Pendidikan saat ini tidak
lebih dari latihan skolastik seperti mengingat, menyebutkan, memahami serta
menghafalkan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diupayakan untuk membangun
kembali moral bangsa.
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompetensi
yang tinggi, tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan. Melalui pendidikan
karakater bangsa yang terintegasikan dalam kurikulum 2013 pemerintah berupaya
mengatasi permasalahan menurunya kualitas moral bangsa. Dengan pendidikan
karakter bangsa diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
pada diri peserta didik sehingga mereka mempunyai karakter yang di
implemetasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menempatkan kembali karakter
sebagai dasar dalam pendidikan nasional merupakan transfomasi pendidikan.
Dengan karakter yang kuat dan tangguh maka akan dihasilkan pendidikan yang baik
sehingga berbagai tantangan dan hambatan dapat di atasi.
Ki
Hajar Dewantara mengajarkan kepada kita semua akan pentingnya pendidikan.
Melalui tri pusat pendidikan maka kita sebagai warga bangsa Indonesia mempunyai
tanggunjawab atas terselenggaranya pendidikan. Ketiga pusat pendidikan tersebut
adalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam masyarakat dan pendidikan dalam
lingkungan sekolah. Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dari lingkungan
pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat dan pendidikan lingkungan
sekolah merupakan faktor utama dari
keberhasilan sebuah pendidikan. Selain itu dengan kerja sama yang baik pula
akan tertanam nilai-nilai karakter yang baik.
Keluarga
adalah awal dimulainya sebuah pendidikan karakter. Keluarga merupakan tempat
yang sangat penting untuk membangun sebuah karakter. Selain itu lingkungan
keluarga juga sebagai sarana anak menempa dirinya untuk menuju proses
kedewasaan. Pada masa ini anak akan banyak melakukan apa yang dilakukan oleh
orang tuanya. Maka dari itu orang tua harus memberikan contoh atau suri
tauladan bagi anaknya dalam sikap,tindakan dan perbuatan. Sikap yang ditampilkan
orang tua akan dijadikan dasar anak dalam melakukan hubungan sosial, baik
dengan dengan teman-temanya yang sebaya atau yang lebih dewasa. Bersikap etis sangat penting dalam menjelaskan
perbuatan orang tua. Dengan kata lain orang tua harus mempunyai dasar di dalam
bertindak sehingga anak akan mudah menerima dan menirukan apa yang dilakukan
oleh orang tuanya.
Orang tua mempunyai peranan penting
dalam keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Melalui sekolah mereka menitipkan
anaknya untuk di bimbing, di arahkan dan di didik di sekolah. Berdasarkan
realita orang tua tidak cukup mampu dan tidak mempunyai waktu untuk mendidik,
membimbing serta mengarahkan anak secara baik. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan waktu dan kesibukan orangtua dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Ujung tombak dari keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru, karena guru
mempunyai peran memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan serta membentuk
karakter budi pekerti yang luhur. Tugas seorang guru tidak hanya melakukan
transfer pengetahuan terhadap anak didiknya, namun juga seorang guru harus
melakukan usaha untuk membentuk perilaku dan pribadi peserta didik. Menjadi
seorang guru harus bisa menanamkan kepribadian baik kepada peserta didik.
Seorang guru belum bisa dikatakan sukses jika hanya bisa mentransfer ilmu dari
kurikulum yang ada, seorang guru dikatakan sukses jika peserta didik dapat
mempunyai karakter yang kuat serta mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Pembentukan karakter memang semestinya berada di lingkungan keluarga, namun
ketika berada di sekolah guru merupakan orang tua dari anak-anak. Oleh karena
itu dibutuhkan keikhlasan, kesabaran dan ketulusan seorang guru untuk
menjalankan tugasnya demi masa depan anak didiknya.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak
bisa hidup secara individu. Manusia membutuhkan manusia yang lain untuk hidup
dalam sebuah lingkungan masyarakat. Interaksi hubungan sosial dibutuhkan
manusia karena pada prinsipnya manusia memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesama serta alam sekitarnya. Interaksi yang baik dengan lingkungan masyarakat
akan ikut menentukan karakter manusia atau anak didik kita. Oleh sebab itu
lingkungan masyarakat harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anak didik. Perilaku dari
masyarakat akan mudah ditiru oleh anak didik kita. Mereka akan merekam di
otaknya apa yang mereka lihat dan apa
yang mereka rasakan. Sebagai orang tua kita harus bisa mengetahui dengan
siapa anak kita bermain, dengan siapa anak kita berinteraksi dan kita juga
harus tau apa yang mereka kerjakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kontrol
atau monitoring orang tua terhadap anaknya. Keseharian mereka ketika berada
dalam lingkungan masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ana
kita. Peran tokoh masyarakat menjadi pusat keberhasilan pendidikan karakter
anak didik kita. Maka dari itu tokoh masyarakat harus mampu memberikan suri
tauladan bagi lingkungan sekitarnya.
Keteladanan orang tua,
guru dan masyarakat dalam pendidikan merupakan pendekatan atau metode yang
sangat berpengaruh dalam mempersiapkan, membentuk dan mengembangkan peserta
didik. Sebagai contoh jika orang tua memiliki kebiasaan membaca, maka akan
memberikan inspirasi kepada anaknya untuk ikut membaca. Guru yang senang
membaca maka akan menjadi contoh bagi muridnya. Kebiasaan membaca bagi seseorang secara tidak disadari
orang tersebut telah berusaha meningkatkan kualitas hidupnya. Kebiasaan membaca
ini yang harus dikembangkan dan menjadi sebuah gerakan nasional sebagai bagian
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah melalui Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah pada tahun 2016 telah membuat sebuah gerakan yang dinamakan
gerakan literasi sekolah. Salah satu tujuan dari gerakan tersebut adalah melakukan
revolusi karakter bangsa. Pemerintah berharap dengan gerakan ini sebagai modal
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing,
berkarakter serta nasionalis.
Salah satu jenis dari gerakan
literasi adalah literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Literasi
jenis ini merupakan kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan
dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan
program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena
perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola
informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Perkembangan internet saat ini
begitu luar biasa pengaruhnya terhadap perkembangan karakter peserta didik.
Mereka menjadi anti terhadap kehidupan sosial di masyarakatnya, mereka menjadi
nyaman dengan dunia maya. Ini adalah suatu gejala dampak negative dari
perkembangan teknologi. Sebagai orang tua atau sebagai guru kita harus bisa
memberikan pengertian kepada mereka bagaimana menggunakan internet dengan
sehat. Salah satu cara untuk mengatasi permasalaha ini tanpa harus meninggalkan
teknologi yang ada saat ini adalah dengan menggunakan literasi tik. Mereka
tetap bisa memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, internet sebagai media
komunikasi dan internet sebagai sumber inspirasi kehidupan bagi semua orang.
Revolusi digital
telah merubah tatanan peradaban kehidupan masyarakat saat ini. Teknologi
informasi dan komunikasi telah merubah jarak yang jauh menjadi dekat, yang
sulit menjadi mudah, yang lambat menjadi cepat. Dampak positif dan negative
dari revolusi itu pasti ada. Tugas kita sebagai orang tua adalah meyiapkan anak
kita untuk mengikuti perubahan itu dengan tetap memperhatikan karakter sebagai
tujuan utamanya.
Komentar
Posting Komentar